Ketika Semesta hujan sangat ku gilai kini ku tertampar keras derasnya…
Ketika Ku Cintai rinainya kini mencerai derainya..
Ketika Ku cintai gerimisnya kini hatiku terusik oleh pelampiasannya….
Air mata teriakan malam ditengah sendunya Sabtu…
Terlelap sang kanak-kanak terpulasnya mimpi nestapa…
Tak ku sangkai sosok pujaan hatiku membabi buta bersama derunya yang tak tertahan lagi…
Kini ku terpojok di dilema nurani bersama tangisanmu Sentani….
Kini ku berhadapan muka dan muka denganmu sosok semesta yang ku cintai kini ku haru biru mana yang hendak ku salahkan ketika namamu ada di seribu mulut….
Kau disalahkan atas seribu tangisan…
Tarianmu kini menjadi duka nestapa…
Hatiku luka melihat tarianmu yang dulu ku suka…
Apakah ini wujud amarahmu yang tak lagi senduh…
Apkah ini wujud teriakanmu yang tak lagi romantis…
Kini ku berhadapan dengan rasa patah hatiku yang hebat
Ini semua karena ku terlalu menggilaimu
Ini semua karena ku terlalu mengaggumimu
Ohhh sentani maafkan hujan teratasnamakan cinta..
error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)