Pembangunan Sumber Daya Manusia adalah suatu proses peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas dari semua penduduk suatu masyarakat. Milenial adalah kata yang cukup mashur saat ini, yaitu sebuah kata yang dinisbahkan kepada suatu generasi pada periode tertentu yang diharapkan menjadi pembaharu di semua lini kehidupan.
Membangun Manusia Milenial Papua,
Ide ini telah ada sejak lama, bahkan ide-ide kolonial pun telah tumbuh dalam pikiran, jiwa, dan perasaan sejumlah milenial Papua. Melihat kondisi membangun manusia milenial Papua yang sulit saat ini sedang bangkit menuju situasi ideal “Bhineka Tunggal Ika, yaitu percepatan kesejahteraan masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan, pemberdayaan, dan peran masyarakat dalam membangun bangsa dan Negara.
Situasi bangkitnya membangun milenial Papua pada era kekinian saat ini merupakan hal penting dalam mengejar ketertinggalan yang diperparah oleh kenyataan penduduk bahwa Orang Asli Papua sedang menjadi kelompok bawah. Secara kuantitatif, pertumbuhan pesat penduduk pendatang membuat Orang Asli Papua menghadapi perubahan radikal yang mengakibatkan dislokasi dan displacemet.
Kebangkitan membangun manusia milenial Papua saat ini terjadi karena rekam jejak masa kelam Papua yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Penguatan Milenial Papua Milenial di Tanah Papua perlu mendapat penguatan dalam rangka daya saing bangsa.
Maka, menurut Bambang Soesatyo (Ketua MPR RI), bahwa untuk menanggapi perubahan di era Industri 4.0, pemerintah telah siap dengan membuat peta jalan berjudul “Making Indonesia 4.0” sebagai strategi Indonesia memasuki era digital saat ini.
Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengelompokkan lima (5) industri utama yang disiapkan dan menjadi fokus implementasi Revolusi Industri 4.0 di Indonesia, yaitu: (1) industri makanan dan minuman; (2) industri tekstil; (3) industri otomotif; (4) industri elektronik; dan (5) industri kimia.
Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa kelima (ke-5) industri tersebut ditetapkan menjadi tulang punggung untuk meningkatkan daya saing.
Lima (5) sektor tersebut juga dinilai dapat menciptakan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru berbasis teknologi informasi. Benar, era Industri 4.0 telah menghadirkan pabrik cerdas karena kecerdasan buatan atau artificial intelligence.
Pernyataan Presiden Joko Widodo di atas menjadi dasar bagi penguatan milenial di Tanah Papua. Generasi milenial merupakan generasi cerdas yang lahir pada periode 1980 sampai 1997 (usia 21–39 tahun) merupakan usia produktif di Tanah Papua.
Oleh sebab itu, milenial Papua harus membawa perubahan yang lebih baik. Generasi milenial Papua adalah generasi muda yang cerdas dan dapat memberikan kemajuan bagi Tanah Papua. Generasi milenial Papua diharapkan mampu memiliki pemikiran yang inovatif, kreatif, dan kritis (innovation, disruptive, dan out of the box).
Hal ini dikarenakan milenial pada saat ini tumbuh pada era teknologi informasi instant, seperti email, SMS, Pesan Instan, dan lain-lain sebagai dampak dari berkembangnya teknologi internet yang semakin canggih dan memudahkan gaya hidup para milenial.
Generasi milenial saat ini memiliki kepercayaan diri yang tinggi, berpikir secara modern, dan berpikir maju ke depan serta memiliki moral yang tinggi.
Fakta secara nasional, dalam Kabinet Indonesia Maju (2019-2024) terdapat generasi milenial Indonesia dari Tanah Papua Gracia Billy Yosaphat Mambrasar (Billy Mambrasar) yang diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Staf Khusus (Stafsus) Milenial pada usia 31 tahun.
Fakta lain di bidang ekonomi dan bisnis Indonesia, tercatat lebih dari 27,4% investor pasar modal yang pada tahun 2018 mencapai 1,2 juta orang adalah generasi milenial. Selain itu, bidang politik. Misalnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengumumkan bahwa 60% calon legislatif mereka yang lolos adalah kaum milenial.
Hasil survei CSIS justru menyatakan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terpopuler dikalangan milenial (96,4%) antara lain karena parpol ini pemenang pilpres 2019. Bahkan generasi milenial ini optimistis terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo (76,4%).
Kemajuan Generasi Milenial Papua
Generasi milenial Papua masuk dalam mimpi besar Program Presiden Joko Widodo, yaitu menyiapkan “generasi emas. Menurut Moeldoko (Kepala Staf Kepresidenan) bahwa generasi emas memiliki makna bahwa di Tahun 2045 akan terwujud generasi muda Indonesia yang berkualitas tingkat pendidikannya, produktif, mandiri, serta mampu menghadapi tantangan perubahan yang semakin cepat, kompleks, serba mengejutkan, dan penuh risiko.
Selain itu, Moeldoko juga mengemukakan bahwa generasi milenial “zaman now” rentan terhadap benturan antara “nasionalisme” dan “globalisasi. Saat ini, generasi muda dihujani beragam informasi yang banyak diantaranya diragukan kebenarannya.
Informasi mengenai keterbelakangan daerah-daerah tertentu, yang dapat diartikan kekurangberhasilan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, dapat memicu kekecewaan yang dapat mengikis jiwa kebangsaan.
Pada program generasi emas tersebut, maka manusia milenial Papua kini telah menikmati kebijakan pemerintah pusat melalui pemberlakukan UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otsus Papua.
UU Otsus mengatur hal yang berkaitan dengan pendidikan, terutama dalam pasal 56 Pemerintah Provinsi bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang, jalur, dan jenis pendidikan di provinsi.” Mengingat tujuan Otsus adalah membangun manusia Papua yang unggul, maka setiap penduduk Papua berhak mengenyam pendidikan yang bermutu dari tingkat sekolah menengah sampai universitas.
Kehadiran Otsus bagi Provinsi Papua dan Papua Barat telah memberikan ruang dan kesempatan bagi semua milenial Papua untuk menikmati kesempatan yang seluas-luasnya dalam bidang pendidikan. Misalnya, ada program Papua cerdas, program generasi cerdas, program generasi emas anak asli, dan program bangun generasi dan keluarga sejahtera.
Di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo, generasi milenial telah ikut mengambil peran dalam membangun bangsa dan Negara. Misalnya, pada Kantor Staf Presiden Republik Indonesia berisi banyak anak milenial smart dan tidak lagi didominasi oleh generasi kolonial atau orang-orang tua sebagaimana persepsi orang tentang kantor-kantor pemerintah, karena dalam dunia pekerjaan kita harus hargai waktu yang ada untuk selalu on time, menghargai karya sebab kita hidup pasti akan menciptakan sebuah karya, dan menghargai kualitas.
Untuk itu, dalam pemajuan manusia milenial Papua, diharapkan Presiden Joko Widodo dapat membuka ruang-ruang demokrasi dan kebijakan afirmasi atau keberpihakan bagi generasi milenial Papua untuk dapat berpartisipasi dalam membangun bangsa dan Negara melalui berbagai posisi pentig dan strategi (seperti Dirjen, Menteri, Kepala Lembaga, Staf Khusus, Jaksa, Hakim, Kapolda, Pangdam, Kepala Daerah, dan Pimpinan Universitas/Rektor). Hal ini sudah terlihat pada Kabinet Indonesia Maju periode 20192024.
Proses pemajuan manusia melenial Papua ini dapat menjadi media Perekat persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini penting, sebab manusia milenial Papua ini lah yang dapat menjadi Perekat dalam bingkai NKRI melalui berbagai gerakan-gerakan kebangkitan nasionalisme di Tanah Papua yang berorientasi pada disintegrasi bangsa dan Negara.
Perkembangan membangun manusia milenial Papua di era globalisasi saat ini harus seiring dan sejalan dengan adanya manusia milenial yang berkualitas, tentunya dengan pengembangan usaha dan peningkatan pendidikan yang lebih baik, sebab globalisasi dapat menjadi negatif apabila pemerintah dan generasi milenial tidak menggunakannya untuk hal yang positif dalam era kebebasan digital saat ini. Semoga…!!!
Penulis merupakan Dosen Program Studi Sistem Informasi Universitas Cenderawasih, Jayapura. Saat ini sedang melanjutkan studi S3 Ilmu Komputer di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga.
error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)