Orideknews.com, MANOKWARI, – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XIV Papua dan Papua Barat, Dr. Suriel Mofu, S.Pd, M.Ed, TEFL, M.Phil mengatakan pandemi Covid-19 telah membuat persoalan serius di Tanah Papua.
Akibatnya, beber Suriel, pada semester lalu, 73.792 mahasiswa di tanah Papua (Papua dan Papua Barat) tidak melaksanakan kuliah. Hanya 7.563 yang dapat melaksanakan kuliah.
“Jumlah mahasiswa kita di PTS (perguruan tinggi swasta.red) di tanah Papua ada 81.355 mahasiswa, dari jumlah itu, semester lalu yang mendaftar ulang itu 34.931 ini yang ada uang untuk daftar kembali. Sementara ketika pandemi Covid-19 terjadi, dari 34 ribu itu hanya 7.563 yang bisa kuliah daring,” jelas Suriel kepada media ini belum lama ini.
Mantan rektor Universitas Papua itu menerangkan, 7.563 dari 81.355 mahasiswa, 9,3 persen yang dapat kuliah dan yang tidak kuliah 73.792 atau 90,7 persen.
“Nama terdaftar di dalam data pangkalan pendidikan tinggi tetapi tidak kuliah, dan ini hasil sensus kami yang dilakukan pada masa pandemic Covid-19,” terang Suriel.
Penyebabnya, lanjut dia, pertama adalah penghasilan orang tua, kedua mahasiswa tidak mempunyai fasilitas pendukung belajar daring.
“Tadinya dia (mahasiswa) kuliah langsung, tetapi tiba-tiba berubah dan tidak ada persiapan, walaupun kita (kementerian pendidikan) telah menyiapkan kuota internet. Tetapi kalau dia tidak punya fasilitas, itu yang menjadi kendala,” tuturnya.
Hasil survei kami mendapatkan bahwa, 66 persen mahasiswa di perguruan tinggi swata rata-rata mempunyai orang tuanya bekerja sebagai tukang ojek, buruh bangunan, tenaga kerja bongkar muat (TKBM) dan tukang kayu.
“Dan inilah kondisi kita hari ini, sehingga masalah ekonomi jadi persoalan yang betul-betul menjadi tantangan kita semua selama Covid-19,” harap Suriel. (ALW/ON)