Orideknews.com, Manokwari, – Konselor Menteri untuk Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Kristen Bishop bangga terhadap kepemimpinan Gubernur Papua dan Papua Barat atas berbagai upaya percontohan baik yang dilakukan di tanah Papua.
Menurut Kristen, tahun keenam kemitraan Kompak di tanah Papua, berbagai upaya percontohan praktek baik dan pembelajaran yang dihasilkan di 144 desa dan 8 kabupaten di tanah Papua, menandai berakhirnya Kompak di tanah Papua pada Juni 2022 mendatang.
“Kepemimpinan bapak berdua telah berperan penting dalam menanggulangi kemiskinan meningkatkan akses ke layanan dasar dan meningkatkan kualitas pemberian layanan bagi masyarakat di Papua dan Papua Barat,” ungkap Kristen pada Forum Inspirasi Papua, Rabu, (9/3/22) yang dilakukan Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat serta Kompak.
Pihaknya sebut Kristen, berharap melalui Forum Inspirasi tanah Papua, dapat berbagi praktek dan pelajaran baik dari Kompak di tanah Papua dan dapat menjadi landasan program pembangunan di daerah pada masa mendatang.
“Dengan dukungan Kompak, pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat mampu untuk memanfaatkan data melalui sistem informasi desa untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan. Dan juga memampukan kabupaten, kapasitas kecamatan untuk meningkatkan pemberian layanan seperti, pencatatan sipil dan sistem statistik digital serta peningkatan layanan kesehatan dan Pendidikan,” tuturnya.
Dia menjelaskan, Sistem informasi desa (SIO) Papua dan SAIK+ di Papua Barat adalah contoh Provinsi meningkatkan dan mengkontekskan model sistem informasi desa Kompak untuk melayani kebutuhan lokal dengan lebih baik, terutama kebutuhan masyarakat asli Papua.
“Dua sistem itu telah digunakan pemerintah kabupaten baik di Papua dan Papua Barat untuk memantau perkembangan desa memberikan informasi dan bimbingan kepada Pemerintah Desa,” pungkas Kristen.
Pemerintah kabupaten juga menggunakan SIO Papua dan SAIK+ untuk merencanakan dan memberikan layanan berdasarkan data yang akurat ditingkat desa.
“Di Jayapura, model Distrik membangun dalam memperkuat kecamatan untuk mengawasi pembangunan desa adat, memberikan layanan dasar dan memberdayakan masyarakat asli Papua untuk berpartisipasi dalam perekonomian lokal. Contoh-contoh ini menunjukkan beberapa prinsip utama yang mendasari kerjasama pembangunan pemerintah Australia dan Indonesia, khususnya dalam hal keterlibatan dalam reformasi kebijakan utama sambil mendukung solusi lokal untuk masalah lokal,” pungkas Kristen.
Dia menyebut dengan memastikan pembangunan yang inklusif, kegiatan dan program dapat mengurangi kesenjangan yang dialami oleh penyandang disabilitas, masyarakat miskin dan kelompok marjinal lainnya, dan mempromosikan tata pemerintah yang baik, serta keterlibatan masyarakat, LSM dalam membuat kebijakan perencanaan dan penganggaran pemerintah.
“Contoh ini menunjukkan kolaborasi kami dengan pemerintah Papua dan Papua Barat untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan akses ke layanan dasar, bagi masyarakat miskin dan rentan melalui solusi yang inovatif sesuai dengan konteks lokal serta meningkatkan tata kelola dan kepercayaan ditingkat lokal,” ujarnya.
Berakhir program Kompak di Tanah Papua, Kristen menyampaikan apresiasi luabiasa atas kerjasama yang terjalin dengan pemerintah Provinsi dan kabupaten di Tanah Papua.
“Saya berharap dapat melanjutkan kerjsama melalui program-program pemerintah Australia yang lainnya dimasa yang akan datang demi kepentingan masyarakat di Tanah Papua,” pesan Kristen. (ALW/ON).