OridekNews.com, Manokwari, – Dr. Filep Wamafma dilantik ketua Yayasan Perguruan Tinggi Manokwari, Petrus Makbon, SH jabat ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari untuk periode 2023-2027 Senin, (27/3/23) di salah satu hotel di Manokwari.
Pelantikan itu, Filep Wamafma telah menahkodai STIH Manokwari selama 3 periode berturut-turut, l periode pertama tahun 2014-2019, kedua tahun 2019-2023 dan tahun 2023-2027.
Momen pelantikan disaksikan pemerintah daerah, civitas akademika STIH Manokwari dan kepala LLDIKTI wilayah XIV Papua dan Papua Barat.
Usai dilantik Filep menyampaikan bahwa ada sejumlah program yang harus dilanjutkannya yaitu pengembangan SDM dosen.
Dosen STIH Manokwari ditargetkan tahun 2025 mendatang, semua dosen tetap STIH Manokwari bergelar doktor.
Saat ini, ada tujuh orang menempuh pendidikan doktor, sementara ada kurang lebih 6 orang masih menempuh magister.
“Tahun 2023 ini target saya tujuh orang ini selesai kemudian sisanya lanjut doktor,” jelas Filep kepada awak media.
Dia mengaku, walaupun status sekolah Tinggi ilmu hukum namun, harus menunjukkan pada publik bahwa ilmu hukum STIH Manokwari beda dari Sekolah Tinggi lain.
“SDM kita jadi indikator, jadi orang yang ingin ambil ilmu hukum tidak hanya di Manokwari. Tetapi di tempat lain pun dapat melirik STIH kampus yang SDM sangat unggul, termasuk fasilitas dan sarana prasarana,” beber Filep.
Menurutnya, secara bertahap STIH akan mengubah paradigma kuliah yang awalnya 70 persen dosen banyak berceramah, akan diubah menjadi 30 persen dan 70 persen lebih ke diskusi dan analisis.

“Kita akan rubah bahwa mahasiswa hukum hari ini, saya ingin mahasiswa STIH Manokwari modelnya adalah orang-orang yang punya kemampuan menganalisis. Dihukum itu ada masalah, bagaimana menyelesaikan masalah itu. Dibutuhkan intelektual dan kemampuan berpikir. Ini yang kita mau mahasiswa harus diarahkan untuk berbicara soal kasus pemecahan kasus,” jelasnya.
Lanjut Filep, saat ini bukan hanya penghafalan, tetapi bagaimana mahasiswa memiliki kemampuan implementasi dalam konteks berpikir.
“Ini yang kita akan rubah, bahwa lingkungan kampus ini kita akan bentuk sampai mahasiswa ke kampus waktunya hanya berbicara dan berdiskusi tentang persoalan,” tutur Filep.
Mendukung itu, lanjut Filep, pihaknya akan membangun laboratorium multimedia guna mendukung proses perkuliahan.
“Jadi kuliah ini dosen banyak berbicara di publik dan mahasiswa itu banyak mengikuti publik, sehingga mahasiswa itu aktif dalam diskusi, jadi mahasiswa-mahasiswi tidak lagi duduk di kelas dan menoton, mendengar dosen mengajar, tetap lebih aktif, dalam interaksi sehingga ada indikator yang mengukur itu,” tutup Filep. (ALW/ON).