OridekNews.com, Manokwari, – Politeknik Pembangun Pertanian Manokwari melalui sinergi bersama Polisi Wanita (Polwan) Polda Papua Barat menggelar sosialisasi kekerasan perempuan dan anak kepada mahasiswa tingkat I dan II.
Kegiatan sosialisasi yang berlangsung diruang auditorium Polbangtan Manokwari merupakan upaya antisipasi yang dilakukan agar tidak terjadi kekerasan dilingkup pendidikan vokasi Kementerian Pertanian, Rabu (2/8), karena mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran penting membangun masa depan negara.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini melalui pendidikan vokasi pada Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) akan hadir para petani milenial yang berkualitas.
“Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimanapun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial,” kata Syahrul.
Dedi Nursyamsi, Kepala Badan PPSDM Pertanian mengatakan bahwa generasi muda adalah kunci, dan pertanian modern adalah solusi untuk menarik generasi muda untuk terlibat dalam bisnis pertanian.
“Milenial itu sangat dinamis, mereka menguasai teknologi hingga memiliki pengetahuan yang luas. Untuk itu generasi muda juga perlu dibekali pengetahuan yang nantinya akan berguna di masa depan ” kata Dedi.
Untuk menjaga aset tersebut menuju kunci kesuksesan, Polbangtan Manokwari terus berupaya menjaga mahasiswa agar tidak terlibat atas segala bentuk tindak pidana apapun. Salah satunya sosialisasi Undang-undang Nomor 12 tahun 2022 tentang tindak pidana kekerasan seksual.
Undang-undang tindak pidana kekerasan seksual merupakan bagian penting dari upaya pemerintah untuk melindungi masyarakat dari tindakan kekerasan seksual. Sosialisasi undang-undang tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang aturan hukum yang berlaku, hak dan kewajiban, serta konsekuensi hukum dari pelanggaran tindak pidana kekerasan seksual.
Mahasiswa diberikan pemahaman tentang hak dan perlindungan mereka serta prosedur melapor jika menjadi korban kekerasan seksual.
Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari agenda penting untuk melibatkan pegawai dan mahasiswa agar sadar akan tindak kekerasan yang bisa terjadi disekitaran kita.
“Mahasiswa-mahahasiswi kita harus terus dijaga dari segala bentuk tindakan pidana ditengah maraknya pengaruh teknologi media sosial dan pengaruh globalisasi yang memiliki dampak besar dalam pergaulan,” ungkap Purwanta. (MRN/RR/ON).
