Orideknews.com, MANOKWARI, – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mencetak petani muda. Wadah Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) pun dimaksimalkan. Di Sorong, petani milenial mampu meresonansi pemuda sekitar melalui budidaya cabai.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, penguatan peran petani milenial di seluruh Indonesia dimaksudkan untuk mengkoordinasikan informasi dan program-program pembangunan di setiap kabupaten dengan cepat.
“Petani milenial berperan penting dalam mendorong pengembangan jejaring usaha di wilayahnya. Saat ini telah terdata lebih dari 2.000 petani milenial yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia,” kata Mentan SYL.
Ia berharap, dengan dukungan penuh lembaganya dan penandatanganan kerja sama antara petani milenial dengan mitra usaha dan perbankan akan mempercepat resonansi dan penguatan petani milenial, serta mendorong regenerasi petani milenial yang adaptif terhadap teknologi, mendorong peningkatan produktivitas hasil pertanian yang terstandarisasi, modern, dan marketable.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian tentu memiliki peluangyang sangat besar.
“Indonesia mengalami bonus demografi yang dicirikan dengan dominannya jumlah penduduk usia produktif,” ujar Dedi
“Generasi milenial tumbuh bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga memiliki kreativitas dalam segala aspek kehidupan,” tambahnya
Hal tersebut ditunjukkan oleh, Suharman seorang Duta Petani Milenial (DPM) asal kota Sorong dalam mendorong pembangunan pertanian di Indonesia. Semangat Suharman seorang petani milenial yang kini sukses menjajaki dunia pertanian.
Sebelum terjung langsung dalam dunia pertanian, Suharman perna bekerja di berbagai bidang. Akan tetapi menurutnya hanya sektor pertanian yang begitu menjanjikan
Meski masih awam pada dunia pertanian ia sukses raup puluhan hingga ratusan rupiah dari hasil budidaya tanaman hortikultura.
Suharman yang baru mulai bertani pada tahun 2018, kini begitu menekuni pekerjaan tersebut setelah memperoleh hasil.
Ia meyakini setiap pekerjaan akan ada tantangan tetapi melihat peluang yang besar yang ada di dalam pertanian menjadikannya semakin optimis. Meski hanya memiliki setengah hekter lahan yang dikelolah suharman bisa menanam berbagai macam jenis sayuran, akan tetapi setengah lahan yang dikelolahnya difokuskan pada tanaman cabai.
Semangat bertani yang ia miliki, kini disalurkan pada generasi milenial agar mau mencintai pertanian. Melalui jaringan petani milenial yang ia miliki Suharman bersama rekannya membentuk sebuah Kelompok Tani Nusantara yang menjaring petani muda
Kelompok tani tersebut yang dibentuk bertepatan dengan hari pangan tahun ini beranggotakan 25 orang dengan usia rata-rata di bawah 30 tahun. Para anggota kelompok pun berfokus pada budidaya tanaman hortikultura. (ALW/ON)