Orideknews.com, Manokwari, – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, untuk mewujudkan target dibutuhkan perencanaan matang.
“Untuk bisa mencapai target, dibutuhkan perencanaan yang matang. Rencanakan kegiatan apa yang bisa mendukung pencapaian tersebut. Hal ini penting karena pertanian dalam tren yang baik. Sehingga kita ingin hal ini terjaga,” katanya.
Mentan SYL menegaskan, upaya meningkatkan populasi sapi dan kerbau lokal melalui Sikomandan merupakan salah satu bagian komitmen pemerintah untuk mengurangi dominasi impor daging sapi dan kerbau di Indonesia.
Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menyebut sebagai insan pertanian, harus paham, mengerti, arahan yang disampaikan Menteri Pertanian dan Presiden. Tapi mengerti dan paham pun belum cukup.
“Kita harus mampu mengeksekusinya. Dari perencanaan yang kita buat untuk tahun 2021 ini, kita targetkan semuanya bisa eksekusi dengan baik,” katanya.
Dedi mengingatkan jika tugas pokok pembangunan pertanian adalah menyediakan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 84/KPTS/OT.050/M/01/2020 Tentang Tim Supervisi dan Pendampingan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Utama Kementerian Pertanian, maka dilaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi Penetapan Target dan Percepatan Kegiatan Utama Kementerian Pertanian Tahun 2020, dalam hal ini mencakup wilayah Provinsi Papua Barat.
Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, drh. Purwanta, M.Kes sebagai Penanggung jawab provinsi menyampaikan pemaparan terkait pelaporan luas tambah tanam komoditas padi, jagung dan kedelai (LTT Pajale) dan produksi sapi dan kerbau komoditas andalan negeri (SIKOMANDAN) wilayah provinsi Papua Barat.
Jelas Purwanta, bahwa data target LTT Pajale dari bulan oktober 2020 hingga maret 2021 sebanyak 1.315 Ha dan terealisasi di waktu yang sama sebanyak 3471,8 Ha.
“Untuk Program SIKOMANDAN yang merupakan program lanjutan dari program upaya khusus sapi indukan wajib bunting diharapkan mampu meningkatkan populasi sekaligus mensejahterakan peternak,” ungkapnya.
Rapat yang dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Prafi dihadiri oleh BPTP Papua Barat, Stasiun Karantina Kelas II Manokwari, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manokwari, BPP Masni, BPP Warmare, dan BPP Sidey. (RR/HMS/ON)
