Oleh : Helena T Tuririday, S.Si.,M.Si

Pekembangan zaman ini tidak hanya berbanding lurus dengan kecanggihan teknologi (IT) saja tetapi juga dunia kuliner. Kuliner selalu berkaitan erat dengan pola hidup yang sosialita, dimana baik anak sekolah, pegawai kantoran, karyawan bahkan masyarakat pada umumnya hampir selalu memasang standar derajat sosialnya dengan pilihan menu atau makanan apa yang mereka makan. Yah.. apakah semakin mahal mungkin semakin tinggi derajatnya atau mungkin sebaliknya? Tidak hanya harga, tetapi pilihan lokasi pun terkadang kita pakai untuk menakar starata social kita. Semua yang saya sebutkan itu tidak salah, semua baik, namun alangkah baiknya memilih mengkonsumsi jenis kuliner yang menyehatkan tubuh kita.

Soal memilih makanan yang harus kita makan, tiga tahun yang lalu di Makasar dalam Acara Sagu International Symposium, seorang pembicara dari Jepang berkata begini “kalau kamu mau cepat-cepat mati, JANGAN MAKAN SAGU” awalnya ruangan seminar tersebut riuh dan tertawa namun kemudian mulai sepih dan kagum dengan presentasinya. Fakta dalam presentasinya adalah ketika sagu dan bahan makanan berbasis sagu disandingkan dengan jenis makanan cepat saji, beragam minum soda dengan berbagai merk dagang terkenal bahkan terlaris di dunia. Jika dihadapkan dengan pilihan makan yang menyehatkan maka pilihannya adalah sagu. Mengapa sagu makanan yang menyehatkan, bahkan disebutkan dapat memperpanjang umur manusia? Mengapa sagu lebih sehat, berikut adalah beberap fakta khasiat sagu;

  1. Gluten free

Secara sederhana gluten dikenal sebagai salah satu jenis protein yang dijumpai pada biji-bijian dan serrelia. Gluten dijumpaii pada produk olahan seperti roti, pasta dan sereal. konsumsi produk bergluten secara berlebihan dapat merusak dinding organ usus, yang pada gilirannya mengganggu penyerapan beberapa nutrisi termasuk zat besi. Bagi beberapa orang, makan produk olahan sagu membuat kenyang, berenergi tetapi tidak membuat gemuk, nah ini salah satu dampak dari mengkonsumsi makanan yang bebas gluten (gluten free).

  1. Glikemik Indeks Rendah

Indeks glikemik  (IG) secara sederhana diketahui sebagai ukuran yang dipakai untuk mengukur seberapa cepat kadar gula dihasilkan dari bahan makanan yang kita makan, terutama sumber karbohidrat. Semakin rendah kadar IG semakin baik pengaruhnya terhadap level insulin dan gula darah (tidak berdampak buruk terhadap tubuh). IG sagu yang rendah ini membuat sagu aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan atau  untuk mencegah diabetes. Ada tiga kelompok IG dan rangkuman beberapa jenis makanan dan minuman yang sering kita konsumsi setiap hari

Rendah <55 (%) Sedang 56-69 (%) Tinggi >70 (%)
Sagu (26) Petatas (62) Singkong (79)
Jagung (48) Cola (65) Mie instan (73)
Pisang (53) Soft Drink (68) Nasi putih (92)
Jenis kacang-kacangan dan Buah Roti Gandum (69) Roti Tawar (70)

Kadar IG yang terkandung pada bahan pangan sangat dipengaruhi oleh beberapa factor salah satunya adalah teknik pengolahan. Para Peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Cenderasih melalui hasil penelitiannya membuktikan bahwa pati sagu yang telah diolah menjadi makanan IGnya mengalami pergeseran dari skala rendah ke sedang seperti Beras sagu (50.9%),  sagu sangrai (64,2%), dan papeda (64.2%). Selain pati sagu, skala IG pada buah juga demikian, akan mengalami kenaikan sejalan dengan tingkat kematangan buah. Mari siapkan makanan berbahan dasar sagu di rumah anda.

  1. Pati Resisten

Pati resisten dimaksudkan adalah kelompok pati yang tidak dicerna selama melewati saluran pencernaan hingga masuk di usus besar. Pati yang berada di usus besar ini kemudian akan menjadi makanan bagi bakteri baik, selanjutnya pati dipecah menjadikan senyawa resisten seperti asam lemak rantai pendek/Short Chain Fatty Acid (SCFA). Lalu apa manfaat Asam lemak rantai pendek ini? Salah satu hasil penelitian dari Correa-Oliveria tahun 2016 bahwa SCFA menunjukan potensi meningkatkan imun (daya tahan tubuh), manfaat pati resisten baik sebagai probiotik, sumber serat tidak larut air sehingga mampu menurunkan kolesterol dan indeks glikemik,  dan mereduksi pembentukan batu empedu. Karena manfaat tersebut FAO (2007) telah merekomendasikan konsumsi pati resisten sebanyak 15-20 g setiap hari bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

  1. Non GMO

Genetical Modified Organism (GMO) yaitu organisme yang telah direkayasa secara genetika. Tumbuhan sagu tumbuh secara alamiah bahkan tanpa pupuk, sehingga sagu merupakan bahan makanan murni organic. Kita tau bersama bahwa mengkonsmsi bahan makan yang organic akan memberi dampak yang baik terhadap kesehatan kita bahkan ada yang mengungkapkan bahwa 40% kandungan nutrisninya lebih banyak.

Dari fakta diatas, seharusnya cerdas memilih konsumsi bahan pangan yang sehat. Dimana kita bisa mendapatkan pati sagu? sagu dijumpai di pasar tradisional, dan atau di petani sagu secara langsung. Teknik penyimpanannya mudah, cukup direndam dalam wadah dan mengganti air setiap hari, anda akan mendapatkan pati sagu basah yang putih dan tidak bau, kondisi pati yang baik seperti ini akan mempengaruhi kualitas produk olahan yang akan dihasilkan seperti papeda, sagu bakar atau bahkan olahan cake, kerupuk, dan jajanan lainnya. Salah satu produk olahan sagu yang berpotensi membantu penanggulangan stunting adalah Beras Sagu, karena tidak hanya mengandung karbohidrat tetapi juga protein dan vitamin.

Melirik khasiat sagu yang luar biasa baik untuk kesehatan kita, dalam perencaan jangka panjang bolehlah sagu dapat dikembangkan untuk penanggulangan stunting, atau program ASN  sehat di Papua Barat melalu program makan sagu, apakah memungkin? Bisa saja salah satunya melalui subtitusi jatah beras ASN dengan Beras Sagu, atau menyediakan Beras Sagu sebagai salah satu menu makanan tambahan bagi anak-anak sekolah. Sebab selain sehat, ini akan membantu membangkitkan pemberdayaan ekonomi petani sagu yang kita ketahui adalah  masyarakat lokal dengan kategori ekonomi kecil dari pelosok/kampung-kampung. Gebrakan seperti ini akan berdampak positif bagi masyarakat ekonomi lemah, dan makanan pokok orang papua kita tidak hilang ditelan jaman ini. Makan sagu itu jati diri kita sebagai Orang Asli Papua karena memiliki ikatan batin dan memiliki nilai historis dengan para leluhur kita.

Budayakan menyiapkan menu keluarga anda dengan sagu dan sumber pangan lokal lainnya, sebagai bentuk pelestarian makanan tradisional kita, budayakan supaya pangan lokal ini naik level, budayakan supaya generasi ini mereka tau makan SAGU, sebab nenek moyang kita OAP punya hutan sagu bukan sawa dan ladang padi. AYO Makan Sagu, Makan Sagu menyehatkan tubuh kita. SALAM DURI SAGU

*** Penulis merupakan Akademisi Universitas Papua

Helena T Tuririday, S.Si.,M.Si
Share.

Leave A Reply

error: Hati-hati Salin Tanpa Izin kena UU No.28 Tahun 2014 Tentang HAK CIPTA dan/atau UU RI No.19 Tahun 2016 atas perubahan UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)