Orideknews.com, MANOKWARI, – Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat menggelar pembekalan program Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis – Indonesia chapter Papua Barat, Rabu, (23/6/21) di salah satu hotel di Manokwari.
Kegiatan yang bekerjasama dengan Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia wilayah Papua Barat tersebut, diikuti tokoh lintas agama yang ada di Provinsi Papua Barat.
Salah satu dewan Penasehat IRI Indonesia, Jimi Sormin mengatakan hutan merupakan element penting bagi identitas komunitas kebudayaan dan masyarakat yang hidup didalamnya.
“IRI menginisiasi gerakan moral yang dibentuk dari 8 lembaga majelis keagamaan sudah mendeklarasikan sebagai platform yang berkomitmen mempersiapkan hutan tropis yang keberadaannya semakin terancam habis. Dengan luasan 93 juta hektar, hutan tropis menjadi sumber pangan hingga air,” ungkap Jimi.
Menurutnya, salah satu variabel penyebabnya adalah moralitas manusia sehingga dilalukan eksploitasi untuk kepentingan pribadi dan golongan. Sehingga dari Januari 2020 sudah dibangun dalam takaran yang lebih spesifik di Provinsi.
“IRI melihat Riau, Kalimantan Timur, Papua Barat dan Papua sehingga perlu gerakan bersama lintas iman dan pemerintah serta pelaku usaha untuk menyelamatkan hutan tropis demi masa depan yang berkelanjutan,” beber Jimi.
Gubernur Papua Barat yang diwakili oleh wakil gubernur Papua Barat, Mohammad Lakotani dalam sambutannya menyebut, Papua Barat dengan luas keanekaragamana hayati terlengkap dibumi. Tutupan hutan terbesar kedua dibumi dengan potensinya.
“Tahun 2015 sudah mendeklarasikan diri sebagai provinsi konservasi pertama untuk melindungi bumi dan isinya. Kebijakan pemda melalui perdasus tentang pembanhunan berkelanjutan sebagai wujud pembangunan ekonomi,” tutur Lakotani.
Dia menjelaskan bahwa, Perdasus memberi peluang dan tantangan karena minimal harus mempertahankan 75 persen tutupan hutan. Masyarakat adat menggantungkan kehidupannya dari alam.
“Saya berharap dari pertemuan ini bisa menghasilkan rekomendasi yang nantinya disampaikan ke Pemda agar nantinya bisa menjadi sebuah kebijakan Pemda,” jelas Lakotani.
Sementara itu, Kepala Balitbangda Papua Barat, Prof. Charlie D Heatubun menyatakan bahwa, Papua Barat sebagai Provinsi toleran di Indonesia dan memiliki indeks toleransi dalam 5 tahun terakhir selalu menempati urutan teratas, selain itu, dalam hal pembangunan berkelanjutan Papua Barat adalah yang terdepan.
“Untuk mewujudkan komitmen-komitmen dari pada Pemerintah Daerah dan juga masyarakat, nah ini kita butuh kerjasama semua pihak. Artinya pemerintah, akademisi, masyarakat sipil itu sudah ada, jadi kita perlu juga mengedepankan peran serta dari pada tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh adat dan ini sesuatu yang cukup signifikan,” harapnya.
Prof. Charlie yakin, apapun agama dan kepercayaan selalu mengedapankan upaya untuk melindungi, melestarikan ciptaan Tuhan dan bagaimana merawat bumi. “Itu juga amanat agung yang memang sudah dititipkan juga oleh semua agama dan iman kepercayaan,” katanya.
Kegiatan di Papua Barat, lanjut Prof. Charlie, pihaknya merencanakan launching (rilis.red), pelantikan pengurus kemudian upaya penanaman pohon oleh tokoh lintas agama dan secretariat.
“Untuk kegiatan ini, kita persiapkan lebih baik lagi. Saat ini yang kita prioritaskan bagaimana memberikan pembekalan kepada tokoh agama. Kami sebagai salah satu unit dari pada Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat, kita memfasilitasi karena ini merupakan bagian dari pada visi dan misi dari bapak Gubernur dan Wagub terkait dengan Provinsi berkelanjutan,” tutup Prof. Charlie. (ALW/ON)